Selasa, 03 Juni 2008

Hubungan Indonesia-Arab Saudi dan Peranan mereka dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Hubungan Indonesia-Arab Saudi dan Peranan mereka dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Hubungan Indonesia-Arab Saudi
Hubungan Indonesia Arab Saudi sudah terjalin cukup lama Hubungan diplomatik antara kedua negara yang telah terjalin sejak tahun 1951 hingga saat ini berjalan dengan baik. Selain secara bilateral, kedua negara juga mengembangkan kerjasama di berbagai forum internasional, seperti PBB, badan-badan PBB, GNB, OKI, dan lain-lain. Kedua negara banyak memilki persamaan pandangan dalam berbagai masalah regional dan internasional. hal ini merupakan hubungan di bidang politik yang berjalan dengan baik antara keduanya, belum lagi kedua negara ini konsen dalam perdamaian di timur tengah dan kesamaan dukungan terhadap Palestina.
Selain itu Arab Saudi merupakan salah satu investor terbesar Indonesia di Timur Tengah, Arab Saudi menginvestasikan dananya dalam pembuatan pabrik baja di Lamongan hingga dalam bidang komunikasi, munculnya Axis sebagai operator seluler dari Arab Saudi.
Pada tahun 2004 Arab Saudi merupakan investor asing terbesar di Indonesia senilai US $ 3,018 milyar hal ini terlihat dalam persetujuan Perlindungan dan Promosi Penanaman Modal /Agreement on Protection and Promotion of Investment atau Investment Guarantee Agreement (IGA) Riyadh, tanggal 15 September 2003. dalam bidang perdagan di kawasan Timur Tengah, total nilai perdagangan Indonesia tertinggi adalah dengan Arab Saudi yaitu sebesar US$ 2,1 milyar Peluang ekspor Indonesia masih sangat besar disebabkan jumlah penduduk Saudi sebesar 23,4 juta, income perkapita US$ 7.616,-, 85% kebutuhan Arab Saudi dari impor yang dalam 10 tahun terakhir meningkat 5 kali lipat dan Pada tanggal 25-29 September 2004, Menperindag, Rini M.S. Soewandi berkunjung ke Riyadh dan Jeddah dalam rangka Seminar Peluang Investasi dan Perdagangan di Indonesia-Arab Saudi, yang diselenggarakan oleh KBRI Riyadh berkerjasama dengan KADIN Riyadh dan KADIN Jeddah .
Dilihat dari data-data diatas terbuktilah bahwa kerjasama dibidang ekonomi antara kedua negara terjalin dengan sangat baik.
Kerjasama dibidang budaya antara Indonesia dan Arab Saudi juga terciptan dengan baik terutama dalam persoalan pendidikan dan agama islam. Dalam literature kitab-kitab arab, pengkajian mengenai bahasa arab dalam terjemahan Indonesia. Selain itu hubungan Indonesia dan Arab Saudi terjalin dalam urusan keberangkatan Haji dan pengiriman TKI (tenaga kerja indonesia) ke Arab Saudi. Kedua hal ini merupakan merupakan momentum penting hubungan Indonesia Arab Saudi terutama dalam hal keberangkatan haji yang rutin dilaksanakan setiap tahun dan Indonesia merupakan Negara yang mengirimkan para calon haji terbesar di dunia. Pemerintah Arab Saudin juga, setiap tahunnya, senantiasa memberikan perhatian dan meningkatkan pelayanan kepada jemaah Indonesia yang melaksanakan ibadah Haji dan Umrah.
Peran Indonesia dalam konflik Palestina
Konflik Palestina dan Israel banyak menarik perhatian dunia terutama bagi Negara-negara di Timur Tengah dan Negara-negara Islam. Begitupula bagi Indonesia, meskipun Indonesia bukan merupakan Negara islam namun pada kenyataannya mayoritas penduduk indonesia adalah islam maka dari itu masalah Palestina juga menjadi perhatian kebijakan luar negeri Indonesia. Dengan begitu Indonesia memainkan peran strategis dalam mendamaikan konflik Israel palestina. Selain itu bangsa dan Negara Indonesia memiliki filsafatnya sendiri, yaitu melihat kezaliman/penjajahan sebagai musuh bersama dan harus diperangi/dieliminir, sesuai amanah UUD negara RI. Selain itu, sebagaimana diamanahkan oleh UUD 45, negara Indonesia memang harus proaktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Sudah sejak awal kemerdekaan hingga kini solidaritas dan semangat yang kuat bangsa Indonesia dalam keinginannya menyelesaikan konflik di timur tengah khususnya konflik Israel dan Palestina. Indonesia sebagai Negara muslim terbesar di dunia sejak awal memang mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan yang dilakukan Israel. Hal ini dikarenakan solidaritas sesama muslim yang sangat kuat dari rakyat Indonsia meski persoalan ini bukan merupakan persoalan agama tapi lebih kepada persoalan politik, ekonomi dan geografis, namun pada dasarnya wilayah yang disengketakan merupakan daerah bersejarah bagi dunia Islam sekaligus juga bagi bangsa Yahudi.
Seperti yang telah diungkapkan mantan presiden Indonesia Presiden Megawati Soekarnoputri dalam pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 2004 mengatakan, ”Kita tetap mempertegas sikap Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina dalam perlawanannya terhadap Israel.” Hal yang hampir sama ditegaskan pula oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya tanggal 16 Agustus 2005 . Ungkapan dari pemimpin bangsa Indonesia ini merupakan cerminan dan sikap indonesia dalam menyikapi konflik israel-palestina.
Diantara peran indonesia dalam mendukung Palestina adalah Indonesia telah berhasil mendorong masuknya Palestina dalam keanggotaan Inter Parliamentarian Union (IPU) atau Parlemen Se-Dunia, dan dipastikan parlemen Palestina akan ikut dalam sidang assembly pada bulan Oktober 2008. Hal itu dikatakan Ketua DPR Agung Laksono saat membuka Konferensi Internasional tentang Palestina, di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/5).Menurutnya, Indonesia berkepentingan memasukkan keanggotaan Palestina di IPU, karena hal itu sebagai bagian dari memperjuangkan kemerdekaan Palestina . Selain itu Indonesia sebagai anggota OKI, selalu memasukkan masalah Palestina dalam KTT OKI.
Pada 17-21 April 2005 lalu diadakan kongres umat islam indonesia (KUII) ke 4 di Jakarta yang menghasilkan deklarasi jakarta. dalam butir kedelapan deklarasi jakarta adalah mendesak pemerintah untuk mendukung pembebasan Masjidil Aqsha dari cengkraman kaum zionis Israel dan mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Palestina . Dan pada Tanggal 20-24 April 2005 Indonesia menjadi tuan rumah KAA (konferensi Asia Afrika) ke 50 di Jakarta dan Bandung. Dalam konferensi tersebut juga memasukan masalah Palestina sebagai isu yang penting untuk dibahas. Isu Palestina yang disebut dalam Komunike Akhir KAA 1955 juga disinggung dalam Deklarasi NAASP (New Asian-African Strategic Partnership/ Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru). Rumusannya adalah ".50 tahun sejak Konferensi Bandung, rakyat Palestina tetap tercerabut haknya untuk mendapatkan kemerdekaan. Kami tetap setia mendukung rakyat Palestina dan berdirinya sebuah negara Palestina yang dapat terus hidup dan berdaulat, selaras dengan resolusi-resolusi PBB terkait" . Dengan begitu Indonesia benar-benar konsen dalam keinginannnya mendamaikan konflik Israel-Palestina dengan membawa masalah tersebut dalam konferensi bertaraf internasional.
Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah muslim terbesar di dunia diharapkan bisa menjadi mediator dan ikut serta berperan penting dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Meski begitu perjuangan yang dilakukan sendiri-sendiri tidak dapat menghasilkan solusi yang maksimal maka dari itu Indonesia perlu mendapatkan dukungan dengan negara di Timur-Tengah dalam hal ini adalah Arab Saudi.
Peran Arab Saudi dalam konflik palestina
Dalam menyikapi masalah palestina Arab Saudi juga konsen dalam keinginannya menyelesaikan persoalan ini, salah satunya Arab Saudi merupakan penyumbang dana terbesar bagi pemerintahan Palestina dalam menyelesaikan masalahnya. Selain itu Arab Saudi juga merupakan pemrakarsa PLO yakni organisasi palestina merdeka sekaligus merupakan pemberi semangat bagi organisasi ini untuk memperoleh tujuannya. Arab Saudi sudah mendukung gagasan PLO yang merupakan legitimasi juru bicara sah untuk Palestinians dan menyatakan di depan umum secara pribadi menuntut penetapan dan Status negara palestina. Di dalam pandangan arab Saudi pendirian negara Palestina akan jauh mencukupi permintaan bangsa Palestina .
Dengan letak geografis yang berdekatan dengan konflik palestina-Israel serta merupakan negara terbesar di Timur Tengah dan juga kaya serta merupakan negara muslim memang sudah seharusnya Arab Saudi memainkan peran penting sebagai polisi yang menjaga keamanan dan kestabilan di Timur Tengah. Kebenaran atau kesalahan bangsa arab menyatakan kepercayaan mereka bahwa penyelesaian Konflik politis Arab-Israeli, mencakup terciptanya negara Palestina, hal ini akan mengurangi permasalahan di timur tengah. Tidak hanya dalam lingkungan inter-Arab yang menjadi lebih dapat dikendalikan, mereka berpikir, hal ini akan mengurangi resiko terjadinya peperangan. Jadi bangsa arab sudah menjadi kewajibannya untuk melanjutkan dan meminta dengan tegas bahwa suatu solusi kepada Isu Palestinian adalah prioritas terpenting dan perhatian mendesak mereka . Jadi Arab Saudi yakin dengan selesainya konflik ini akan mendatangkan kedamaian di Timur tengah terutama dengan berdirinya negara Palestina yang mereka anggap berhak untuk memperolehnya. Karena penjajahan Israel tersebut terhadap negara-negara di Timur Tengah terutama palestina merupakan awal terjadinya konflik di wilayah tersebut.
Dilihat dari hubungan Indonesia dan Arab Saudi dan peran mereka dalam dukungannya untuk Palestina agar dapat menyelesaikan persoalannya dengan begitu setidaknya dapat menciptakan kedamaian di wilayah Timur Tengah. Dengan begitu sangat penting bagi Indonesia dan Arab Saudi untuk dapat menyelesaikan permasalahan Palestina-Israel, serta hubungan mereka yang terbilang sangat baik maka bukan suatu yang mengherankan bagi keduanya untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan ini. Jika masing-masing negara bergerak sendiri-sendiri, hasilnya tidak begitu berpengaruh terhadap capaian perdamaian di Timur Tengah. Keefektifan koalisi tentu saja untuk membangun citra dan pengaruh kekuatan yang dimiliki anggota koalisi. Inilah yang mesti dipikirkan agar penyelesaian konflik dapat dilakukan secara menyeluruh dan efisien.
Langkah Arab Saudi (Kesepakatan Mekkah, 2007) menemukan hasil dengan kompensasi dana bantuan bagi krisis internal dan pembentukan kabinet persatuan. Masuknya Indonesia ke dalam penyelesaian masalah ini tidak akan menimbulkan gejolak luar biasa bagi negara-negara Arab. Indonesia bisa berbagi peran dengan negara-negara Arab dalam membuka jalan dialog, misalnya dengan Saudi dan rezim-rezim Teluk untuk berbagi beban finansial. Dengan kerjasama yang baik antara indonesia dan negara-negara arab terutama arab saudi mungkin akan mempercepat penyelesaian masalah palestina tersebut. Indonesia bisa mengemukkan ide-idenya bagi penyelesaian konflik internal palestina dengan membuka dialog diantara keduanya mengingat indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya namun sudah bisa menjaga kedamaian dan kerukunan diantara perbedaan tersebut. Hal ini bisa dijadika contoh bagi penyelesaian konflik internal palestina.
Dalam konteks ini, perlu dibuatkan koalisi negeri-negeri Muslim seperti Indonesia, Pakistan, Arab Saudi, dan Mesir untuk mewujudkan peta perdamaian di Timur Tengah secara komprehensif. Namun penyelesaian damai Palestina-Israel ini diharapkan bisa lebih serius dan tidak dianggap berlalu begitu saja tanpa adanya penyelesaian yang pasti. Tidak seperti yang diungkapkan Ribh Y Awad duta besar Palestina menyatakan bahwa “persepsi negara-negara arab seperti Mesir, Suriah, Jordania, dan Libanon memandang perlawanan bangsa palestina hanya sebagai instrumen dan sarana menekan Israel, bukan untuk membebaskan wilayah Palestina yang didukung Israel. Tujuan negara-negara arab terlihat jelas yaitu mewujudkan penyelesaian damai dan menghindari konfrontasi militer dengan Israel” . Dengan begitu keseriusan negara-negara arab dan muslim dalam menyelesaikan permasalahan palestina haruslah ditingkatkan dan dukungan bagi berdirinya negara palestina merdeka harus terus dijadikan tujuan yang mesti dicapai.

0 komentar: